Lanjut ya kawan…
Dalam dunia survei baik itu survei topografi maupun survei hidrografi tidak lepas yang namanya datum survei dan parameter geodetiknya.
Parameter geodetik bisa dikatakan parameter yang dijadikan sebagai acuan untuk menentukan suatu posisi di permukaan bumi.Penentuan parameter ini menjadi hal yang mendasar agar dalam setiap penentuan posisi pada saat survei di lapangan menjadi seragam, sehingga memudahkan dalam penggambaran dalam suatu peta ketinggian di darat maupun laut. Beberapa hal yang terkait dengan penentuan parameter geodetik ini meliputi penentuan bentuk dan ukuran ellipsoid sebagai bentuk matematis bumi; sistem proyeksi dari koordinat geodetik (bumi) ke koordinat bidang datar (peta); dan penentuan titik tengah meridian.Ellipsoid yang digunakan pada pekerjaan ini adalah WGS-84 yang sudah terdefinisi dalam alat ukur GPS dan bersifat global. Biasanya Sistem proyeksi yang digunakan adalah proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM). Sistem proyeksi UTM ini bersifat global sehingga untuk menentukan posisi di permukaan bumi harus mengikuti sistim zoning yang sudah terdefinisi. Sistem zoning pada proyeksi UTM terdiri dari 60 zone masing-masing selebar 60 meridian.
A. Datum horizontal
Datum horizontal merupakan titik referensi yang dijadikan acuan posisi. Sistem penentuan posisi menggunakan metode Differensial GPS. Global Position System (GPS) adalah teknologi yang telah berkembang, yang dapat menentukan posisi dengan akurat dan fleksibel terutama untuk navigasi, survei dan GIS.GPS NAVSTAR (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System) adalah navigasi berbasis satelit, waktu dan posisi.GPS memberikan posisi tiga-dimensi selama 24 jam sehari di seluruh dunia secara terus menerus. Teknologi ini bermanfaat bagi pengguna GPS untuk memperoleh data yang akurat untuk navigasi dengan akurasi sekitar 10 meter, untuk pemetaan dengan akurasi dalam meter sampai milimeter dengan metode penentuan posisi menggunakan GPS geodetik. Teknologi GPS memiliki sejumlah aplikasi untuk pengumpulan data GIS, survei, dan pemetaan.
Ada dua metode yang digunakan untuk menentukan posisi pada titik kontrol dan penentuan posisi di laut dan sungai.Metodenya adalah static positioning dan kinematic positioning.Static positioning digunakan untuk survey pengikatan suatu posisi dan kinematic positioning biasanya untuk navigasi. Dalam static positioning, receiver GPS tidak bergerak (diam) pada satu lokasi pengamatan dan untuk kinematic positioning, terdiri dari 2 receiver yaitu satu receiver disebut sebagai monitor atau base, receiver keduadikenalsebagai rover ,yang pindah jalur untuk posisi.
Geodetic GPS Trimble 5700 Ssi dengan double frekwensi (L2) digunakan untuk menentukan posisi titik Kontrol Horizontal dengan metode static positioning secara differensial. Untuk membantu sistem navigasi dan untuk penentuan posisi titik fix sounding di kapal menggunakan metodekinematic position dengan tambahan receiver base di darat dan position data link (untuk mentransferkan posisi dari base ke rover di perahu secara real time).
Tabel Lama pengamatan berdasarkan panjang baseline GPS (Abidin, A. Z., 2007)
B. Datum vertikal
Datum vertikal merupakan sebuah titik yang dijadikan sebagai acuan untuk penentuan ketinggian titik lainnya (dengan orde yang lebih rendah). Pengukuran titik kontrol vertikal dilakukan dengan menentukan perbedaan tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi ketinggian yang sama. Penentuan ketinggian titik dilakukan dengan pengukuran sipat datar, menggunakan peralatan waterpas yang mengacu pada suatu bidang nivo (tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai potensial gaya berat yang sama). Alat waterpas yang digunakan adalah Leica Sprinter 100 M.
Tahapan pengukuran menggunakan metode sipat datar adalah sebagai berikut:
- Sebelum dan sesudah pengukuran dilakukan pengamatan garis bidik;
- Setiap seksi diukur pulang – pergi;
- Jarak alat ke rambu berkisar antara 5 – 40 meter;
- Tinggi bacaan rambu antara 0.5 sampai 2.5 meter;
- Jumlah slag setiap seksi genap;
- Perpindahan rambu sistem loncat (Gambar 8);
- Pengukuran dilakukan dengan doublestand;
- Alat ditempatkan di antara dua rambu, jika memungkinkan jarak ke rambu belakang dibuat sama dengan jarak ke rambu muka;
- Pada stand satu dibaca bacaan benang tengah (BT), benang atas (BA) dan benang bawah (BB);
- Pada stand dua hanya dibaca bacaan BT-nya saja
Ketinggian ortometrik terdefinisi sebagai ketinggian terhadap bidang permukaan air rata-rata (MSL). Oleh karena itu diperlukan pengikatan ketinggian dari titik kontrol terhadap stasiun pengamatan pasang surut air laut, dalam hal ini terhadap nol stasiun pengamatan tinggi muka air.